Cast : Only yewon
Warning : BL, cerita ga berkonsep, dan masih banyak lagi
kekurangan maupun kesalahan lainnya-_-
.
.
Spfly3024 Present~
.
.
|Before
You Go|
.
.
.
“hyung..”
Yesung menghentikan aktivitasnya yang tengah mengemas
pakaian, ketika sebuah suara mengintrupsinya dari arah pintu kamar. Ia menoleh
dan mendapati siwon yang berdiri di depan pintu.
“boleh aku masuk hyung?”
“masuklah..”
Siwon masuk dan mendudukan tubuhnya di tepi ranjang yesung,
mengamati apa yang dilakukan hyungnya itu. Sementara yesung kembali pada
kesibukannya.
Siwon hanya diam melihat aktivitas yesung. Yesung memasukan
baju-baju yang telah di pilahnya ke dalam koper besar.
Merasa tak dianggap, siwon mendekati yesung dan duduk di
sampingnya.
“hyung..” panggil siwon lembut, menggenggam tangan yesung
yang masih saja sibuk dengan baju-baju yang berserakan di atas ranjang.
Yesung mendongak, tidak mengerti mengapa siwon menghentikan
kegiatannya. Menatap obsidian siwon tanpa komentar tapi tersirat sebuah Tanya
dalam onyx gelapnya.
Siwon termenung. Tatapan yesung sungguh membuatnya tak mampu
berbuat apapun, membuatnya membatu tanpa arti. Terjerat, yang siwon –pun tak
tau apa penyebabnya.
“kau benar-benar akan pergi seperti ini?” Tanya siwon pelan,
ketidakrelaan sangat jelas terdengar dari nada bicaranya.
Bukan jawaban yang siwon dapatkan, melainkan tatapan tak
terartikan dari yesung. Namja manis itu seolah tak berniat menjawab, ia hanya
diam menikmati obsidian gelap milik siwon yang selalu menatapnya lembut juga
menenangkan.
Yesung menyukai bagaimana cara siwon menatapnya. Selalu
seperti tatapan penuh kasih ‒menurut yesung. Siwon yang sopan dan
penyayang tergambar jelas dari setiap sorot matanya. Mata tajam ‒meski
tak setajam miliknya‒ itu selalu saja membuat yesung terlena.
“hyung..” siwon mempererat genggamannya pada tangan kanan
yesung, matanya sudah mulai berkaca-kaca.
Entah sejak kapan anggota tubuhnya selalu saja melawan
image’nya sebagai seorang Choi Siwon. Yang jelas, ia pasti selalu menjadi
manusia paling rapuh sedunia jika dikaitkan dengan namja yang kini tengah
menatapnya.
Kekuatan sekaligus kelemahannya.
Kim jong woon.
Yesung tersenyum tipis, lalu kembali melanjutkan kegiatannya
yang tadi tertunda. Menarik paksa jemarinya yang siwon genggam, menghindar
berinteraksi dengan salah satu dongsaeng di grup’nya itu.
Sejenak siwon menutup matanya, mencoba lebih mengerti dengan
perlakuan yesung. siwon cukup mengerti, tapi setidaknya ia ingin memastikan
sesuatu yang begitu mengganggunya akhir-akhir ini.
Tangan siwon terangkat meraih wajah yesung, memaksa yesung
kembali menatap matanya.
“aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama keluargaku
sebelum aku pergi” jawab yesung datar. Siwon tau, ada jawaban lain dari itu
semua.
“bukan untuk menghindar?”
Yesung tercekat mendengar pertanyaan siwon yang tak terduga.
Sepersekian detik kemudian bibir tipisnya terangkat, menampilkan senyuman yang
membuatnya terlihat menyedihkan.
“kau menghindariku hyung.. aku benar kan?”
“ya, kau benar”
.
.
“aku berpikir, ini akan sulit setelah aku pergi. Aku hanya
tak ingin kau terikat siwon-ah”
Ucapan yesung cukup menjadi kalimat pembuka untuk keduannya
setelah sekian lama saling diam.
Yesung kembali menunduk dengan segala pikiran yang memenuhi
kepalanya. Sedangkan siwon lebih memilih diam, mencoba mencerna maksud dari
ucapan yesung, dengan kedok menikmati pemandangan kota dari beranda kamar hotel
yang sekarang meraka tempati.
Ya, hotel. Sengaja siwon membawa yesung ke hotel tempat
keduanya biasa bertukar pikiran. Percis seperti sekarang ini. Dari awal memang
seharusnya mereka butuh tempat untuk berdua. Jika yesung tak mencoba
menghindar, mungkin persoalan renggangnya hugungan mereka tidak akan sampai
berlarut-larut seperti ini.
Yesung terlalu pengecut untuk menghadapi siwon secara
langsung, ia takut kembali dikalahkan oleh perasaanya sendiri.
“aku iri pada mereka. leeteuk hyung, ia sungguh hebat dalam
hal menyembunyikan perasaan sesungguhnya di balik tawa. Begitu juga dengan
heechul hyung, ia begitu kuat dan tegar. Hankyung hyung yang berusaha
melakukani segalanya sendiri. Dan semua orang yang ku kenal. Semuanya begitu
mengagumkan.
Aku mulai berpikir, ada apa dalam diriku? Apa aku bisa
seperti mereka? Apa aku tak selalu bisa melakukan yang terbaik? Nyatanya tak ada
yang bisa kulakukan dengan baik. Sekeras apapun aku berusaha, aku tetap tidak
mampu dan akhirnya kembali bergantung pada orang lain. Aku hanya berusaha untuk
tidak terlalu bergantung padamu siwon”
Siwon lagi-lagi terdiam, masih berusaha untuk tidak bertatap
mata dengan yesung. Memandang hamparan Kristal di langit sana yang luar biasa
indah. Meski percuma, karna nyatanya obsidian gelap itu terlihat hampa dan
kosong.
“banyak yang terjadi
akhir-akhir ini siwon-ah, sampai begitu memusingkan. Aku tak yakin bisa
melakukannya sendiri, karena itu aku menghindar agar aku tak kembali bergantung
dan menyulitkanmu”
“bukankah aku kekasihmu hyung? Kau bisa mengandalkanku. Apa
aku tidak bisa kau andalkan? Lalu untuk apa aku menjadi kekasihmu?”
Lidah yesung kelu. Untuk kesekian kalinya ia tercekat.
Ucapan siwon bagai cambuk.
Yesung tak pernah melupakan siwon sebagai kekasihnya. Tapi
ada kalanya yesung beranggapan, siwon tak harus selalu tau dan membantu segala
persoalan hidupnya yang bisa dibilang terlalu rumit. Ia tidak ingin namja
tampan yang menjabat sebagai kekasihnya itu merasa terbebani atas masalahnya.
Yesung tak cukup berani, jika suatu hari nanti siwon
meninggalkannya karna terlalu lelah. Yang tanpa disadari yesung, tindakanya
kali ini salah. Benar-benar salah hingga mungkin jika siwon tak memiliki
kesabaran lebih, semuanya akan berakhir seperti yang yesung takutkan.
“kau tau hyung? kadang aku berpikir kau tak benar-benar
mencintaiku. Kau terlalu tak peduli dengan posisiku. Aku bukan ingin kau selalu
peduli padaku. Tapi cukup kau mengingat bahwa aku kekasihmu, aku akan sangat
berterima kasih”
Namja manis itu menoleh, sekedar ingin melihat seperti apa
rupa kekasihnya kini. Dan benar saja, tatapan siwon masih sama, kosong. Membuat
yesung menitikan setetes cairan yang sudah sedari tadi menggenang di sudut
matanya. Yesung kembali tertunduk.
“aku melukaimu siwon, itu yang aku takutkan jika aku terus
di sampingmu. Aku takut cintaku lagi-lagi menyakitimu. Aku egois, dan aku benci
menyadari hal itu. Karena itu, aku akan pergi tanpa jejak. Mungkin dengan
seperti ini, ketika nanti aku pergi aku bisa sedikit terbiasa tanpamu, aku
ingin segera bertemu dengan leeteuk hyung dan belajar dari ketegarannya”
“kau tak bisa pergi seperti ini hyung”
“aku bisa! harus bisa! Aku melakukan ini karena aku
mencintaimu. Aku ingin mengukur, seberapa pantas aku bisa bersanding denganmu.
Aku sadar, aku tak cukup sempurna untuk itu”
“lalu bagaimana denganku hyung? aku juga sangat mencintaimu,
sangat mencintaimu sampai rasanya ingin mati. Tak bisakah kau melihatnya? Tak
bisakah kau memikirkan dari posisiku juga?”
Kedua tangan siwon mencengkram bahu yesung, berusaha membawa
onyx yesung menangtang obsidiannya. Nada bicaranya meninggi. Tapi tak ayal,
nada memohon sangat kentara di sana.
Mau tidak mau yesung menuruti maksud siwon, ia menatap sendu
pemilik obsidian indah itu.
“aku sudah memikirkannya.. jauh sebelum aku memikirkan
masalahku. Aku tau kau mencintaiku, karna akupun begitu. Karna itu aku akan
berusaha menjadi yang terbaik untukmu, sampai nanti aku pulang aku ingin kau
melihat diriku yang berbeda, seperti yang kau inginkan”
“berhenti meragukanku hyung, aku mencintaimu apa adanya, aku
tak ingin apapun lagi darimu”
“ani siwon bukan itu maksudku, aku yang ingin berubah.”
Chu~
Yesung mengecup bibir siwon singkat –sebelum siwon menahan
tengkuknya untuk meminta lebih. Sudah sangat lama tak ada moment seperti ini
diantara mereka. Ciuman siwon semakin menuntut, sampai akhirnya yesung
mendorong pelan dada siwon membuat pagutan keduanya terlepas.
Mereka kembali bertatap mata.
“kau mencintaiku?”
“tentu hyung, sangat. Tolong jangan lagi meragukanku. Kau
menyakitiku hyung”
Yesung tersenyum lembut.
“karena itu, percayalah. Aku bukan ingin menghindar. Banyak
yang perlu kupertimbangkan dan kupikirkan siwon”
“aku ingin melihat ini..” Jari telunjuk yesung terangkat
–menyentuh wajah tampan siwon tepat di posisi dimpel yang biasanya terlihat
jika pemiliknya tengah tersenyum.
“tersenyumlah. Aku tak mungkin bisa pergi tanpa senyum mu
itu”
“hyung..” siwon memeluk yesung. kembali ia harus kalah
melawan yesung’nya. Tapi apapun itu, asal yesung tak ‘pergi’ darinya, asal
yesung bisa tersenyum, asal yesung merasa nyaman, siwon rela.
“saranghae hyung, jeongmal saranghae”
“nado~”
“jangn menghindariku lagi hyung..”
“hmm.. tapi 2 tahun bukan waktu yang sebentar siwon”
“berapa lamapun itu, 2, 3 bahkan 1000 tahun. Aku akan
menunggumu kembali”
Yesung terkekeh mendengar perkataan siwon. Merasa kata-kata
siwon begitu asing di telinganya.
“belajarlah merayu pada hyukjae atau donghae. Kau
benar-benar buruk dalam hal itu”
“aku serius hyung..”
“ne, ne, arraseo. Aigoo.. sejak kapan si perfect siwon
menjadi manja seperti ini eoh?”
“hyung!”
.
.
.
FIN
.
Silahkan ripiu.. tapi ga maksa
sih.. #nyadar diri
#bow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar