Jika dengan ini kau
bisa mencintaiku
Aku akan melakukannya
Jika dengan jalan ini
aku bisa bersamamu
Aku akan tetap
melewatinya
Meski semua bahkan
badai menghadangku
Tak peduli
Kau adalah tujuanku..
.
“engghh.. siwo –kyu?! Emmph…”
Kyuhyun membuka paksa semua pakaian yang yesung kenakan
tanpa melepaskan ciumannya. Sementara yesung mencoba sekuat tenaga untuk
berontak. Tapi percuma, ia tak cukup kuat untuk melawan kyuhyun.
“mianhae hyung..”
Author: Stephanie Park
Pairing: Broken!kyusung, wonsung
Warning: BL, typo(s), alur maju mundur, yang psati making a
jelas -_-‘
Chapter2
.
Happy Reading~
.
Andante~
Kamar elegant yang di dominasi
warna coklat – merah itu bagai neraka. Ranjang dengan seprai yang berantakan,
pakaian yang bercecer di lantai, bau amis yang entah dari mana asalnya di
tambah atmosfer panas yang seolah menjauhkannya dari kata nyaman.
Ini mimpi buruk.
Kelopak mata sipit itu masih
tertutup, bukan tidur. ia menangis.
Kyuhyun menatap yesung , sorotan
iris’nya memancarkan penuh rasa bersalah. Nafasnya terengah, perlahan kyuhyun
mundur –dari posisinya yang tengah menindih yesung dan duduk di sisi ranjang,
masih enggan melepas iris caramelnya dari sosok yesung.
Apa yang telah ia lakukan?
Ini benar-benar di luar
kendalinya, tubuhnya seperti bergerak sendiri, meski itu bukan hal yang
rasional untuk bisa di jadikan alasan, tapi sungguh ia tak berniat untuk
melukai yesung. ia bisa melihat tubuh yesung yang bergetar, rasa bersalah
semakin memojokannya. Bagaimana bisa ia melakukan hal sefatal ini?
“mi-mian-hae hyung.. aku
ti-tidak bermaksud seperti itu.. aku‒”
“kau lebih baik membunuhku..”
“hyung mianhae..”
“kenapa kau tidak membunuhku
saja, eoh?” yesung mendesis, ia perlahan membuka kelopak matanya, menatap
dingin kearah kyuhyun. yesung bangkit dan duduk di ranjang, kedua tangannya
mencengkram rambutnya sendiri. Menekuk lututnya dan merunduk menenggelamkan
wajahnya di sana.
“hyung..”
“pergi..!!”
“hyung ku mohon‒”
“pergi kubilang..!! sebelum aku
lebih membencimu choi kyuhyun!”
Mendengar nada bicara yesung
yang tak bersahabat, kyuhyun segera memunguti pakaiannya yang bercecer di
lantai lalu memakainya. Ia tau yesung benar-benar marah kali ini, mungkin lebih
dari itu. Yesung pasti akan membencinya.
Sudah cukup selama ini ia tak
bisa bersama yesung, setidaknya yesung tidak membencinya, ia tak bisa
membayangkan jika yesung membencinya setelah ini.
“hyung mianhae, jeongmal‒”
“PERGI..!!”
Kyuhyun keluar dari kamar
yesung, menyisakan yesung yang kembali menangis.
Apa ia berbuat salah?
Mengapa kyuhyun bisa sekejam itu
kepadanya?
Apa salahnya?
-flashback-
Dentingan piano terdengar di salah satu ruang sebuah rumah
bernuansa eropa. Music klasik menjadi pilihan seorang namja tampan, jemarinya
menari lihai di atas nuts-nuts piano. Menghasilkan lantunan yang menggugah hati
bagi siapa saja mendengarnya.
namja itu merenggut kesal ketika suara ketukan pintu
mengganggunya, tak setiap hari ia bisa menikmati waktu seperti ini, “menyebalkan”
rutuk kyuhyun.
“masuk” titahnya kemudian. Wanita muda berbalut pakaian maid
muncul di balik pintu yang setengah terbuka.
“wae geurae?”
Maid itu membungkuk hormat kepada sang majikan, “tuan muda
siwon meminta anda untuk menjemput guru vocal anda di bandara, tuan”
“kirim saja supir untuk menjemputnya, aku sibuk” jawab sang
majikan –kyuhyun- ia beranjak menuju meja tempat di mana susunan buku-buku pada
rak sebagai background’nya. Mulai menyibukan diri dengan salah satu buku yang
ia pilih secara acak.
“tapi tuan muda siwon‒”
“ada apa dengan siwon hyung? dia akan marah begitu? Dia
sedang di Canada, siwon hyung tidak akan tau kan? Kecuali jika kau mengadu,
kirim saja kang ahjushi”
“tapi tuan‒”
-drrtt drrttt-
Ponsel kyuhyun bergetar, ia meraih ponselnya yang tergeletak
begitu saja di atas meja. Menekan icon hijau tanpa melihat id si pemanggil.
“yeoboseo?”
“yak! Choi kyuhyun!
JEMPUT GURU VOKAL MU SEKARANG!!”
Kyuhyun menjauhkan layar ponsel itu dari telinganya ketika
mendengar teriakan dari sebrang line sana. Ia merutuk kecil, bagaimana siwon
bisa tau? Meskipun hyung’nya itu sedang pergi, tetap saja selalu mengganggu,
pikir kyuhyun.
“yak hyung! telingaku masih normal, berhenti berteriak!”
“cepat jemput guru
vocal barumu, atau creditcard mu aku blokir!”
“ANDWAE!! Baiklah aku jemput sekarang. Aish..”
-bip-
Yeoja maid tadi yang masih ada di depan pintu kamar kyuhyun
hanya mengedik-kan bahunya ketika di tatap dengan tatapan protes oleh kyuhyun.
namja itu membanting buku yang tadi sempat ia ambil ke atas meja di hadapannya
lalu mendesah pasrah.
.
.
.
Hampir 25 menit kyuhyun duduk manis di salah satu caffè terdekat
di sekitar bandara. Iris caramel’nya sesekali melirik benda hitam yang
melingkar di tangan kirinya. menunggu itu menyebalkan. Orange juice yang ia
pesan sudah hampir kosong, tapi guru vocal barunya itu belum juga muncul. Siwon
bilang guru vokalnya akan menemuinya di caffè ini. Apa orang itu mencarinya?
Mereka belum pernah bertemu kan?
Bagaimana jika orang itu salah orang?
“permisi, anda choi kyuhyun?”
-deg-
Kyuhyun terpaku melihat siapa yang menyapanya. Seorang namja
bermanik hazel sipit mengenakan T-shirt abu dipadu dengan blazer berwarna navi
dan celana jeans hitam berdiri tak jauh dari tempatnya duduk. Namja yang
terbilang cukup manis atau memang manis untuk ukuran seorang namja.
“tuan?”
“ah, ng.. ne?”
“anda choi kyuhyun?” Tanya namja manis itu sekali lagi.
“ne, kyuhyun imnida”
“aku guru vokalmu yang baru, kim yesung imnida”
Dengan sedikit tanpa focus atau mungkin gugup, kyuhyun menerima
jabatan tangan yesung –namja manis tadi. Yesung ikut duduk di kursi berhadapan
dengan kyuhyun –yang masih saja menatapnya tanpa berkedip.
“ku kira kalian sangat mirip, ternyata aku meleset. Bangapsemnida
kyuhyun-ssi”
“ng,, ne”
Yesung tersenyum manis, sepertinya ia tak peka dengan perubahan
kyuhyun yang tiba-tiba menegang karena melihat senyumannya. Seperti tersengat,
kyuhyun lagi-lagi terpaku melihat senyum yesung yang menurutnya sangat –cantik?
‘ini gila! Oh ayolah choi kyuhyun, jangan katakan kau menyukai
namja yang baru –kurang dari 5 menit- kau kenal’
.
.
.
Yesung kembali menekan nuts-nuts piano dengan lincah tapi penuh
penghayatan. Tidak memperdulikan kyuhyun yang masih berdiri di sampingnya, ia
memang meminta kyuhyun untuk memperhatikannya. Kyuhyun mengernyit, seperti ada yang salah
dari indra mendengarannya.
“andante?”
“ne, ikutilah..” titah yesung tanpa menatap kyuhyun, manic’nya
masih sibuk mengikuti langkah cepat yang di ambil jemarinya di atas nust piano.
Dengan ragu kyuhyun duduk di samping yesung, memandang namja manis
yang masih sibuk itu dari samping. “bukankah kau guru vocal?”
“kenapa? music adalah sarana suaramu, rasa dari lagu yang kau
nyanyikan ada dalam komposisi music, mereka satu kesatuan”
“tapi kenapa harus andante?”
Jemari yesung berhenti di kunci C secara spontan. Ia menarik
tangannya dari atas barisan putih nuts piano, memberi isyarat untuk kyuhyun
memainkannya.
“tempo lambat akan membuatmu lebih mantap. sama halnya dengan
mencintai, jika di mulai dengan perlahan itu akan membuatnya lebih kuat suatu
saat. Meski kau berusaha melupakannya
sekalipun dengan tempo yang sama, rasa itu tetap akan membekas, seperti kau mencoba
menghapus etiket dalam dirimu”
Merasa tak mendapat respon dari kyuhyun, yesung menoleh dan
menemukan kyuhyun yang menatapnya tanpa focus. Yesung tertawa kecil, ia tau
ucapannya tadi sedikit menyimpang. “andante – moderato - allegro, mengerti
maksudku –kan?” Tanya yesung ambigu.
“n-ne..”
.
.
“hyung.. aku.. a-aku menyukaimu, ani, aku mencintaimu”
Namja bersurai hitam itu tertawa lucu, penyataan kyuhyun barusan
tidak membuatnya berhenti dari aktivitasnya sekarang, memilah buku di
perpustakaan pribadi milik keluarga choi. Sudah 7 bulan ini yesung memang
tinggal di sana, menjadi guru vocal pribadi kyuhyun.
entah yesung yang tak peka atau memang ia memang tak peduli,
yesung sudah menganggap kyuhyun sebagai dongsaengnya sendiri. 7 bulan bersama
namja evil itu membuat yesung lebih mengerti kyuhyun dari siapapun,
pengecualian ada pada perasaan kyuhyun.
“aku juga mencintaimu kyuhyun, aku menyayangimu” jawab yesung
tertawa kecil, ini biasa menurutnya, kyuhyun sering mengatakan hal itu
kepadanya yang ia anggap pernyataan seorang dongsaeng untuk hyung’nya, itu
wajar. Seperti tak peka ada makna lain di sana.
“bukan, bukan perasaan seperti itu, tidakah kau mengerti hyung?”
Yesung menghentikan pergerakannya, ia bukan tidak tau menahu
sebenarnya, tapi ia lebih seperti menutup diri untuk tau. Banyak yang kyuhyun
tak tau tentangnya, ia tak mau ambil resiko apa lagi sampai menyakiti kyuhyun.
“kyu, kau tau kan aku‒”
“aku tau hyung, semuanya aku tau tentangmu. Entah siapa itu
kekasihmu, tapi setidaknya aku ada di sampingmu, aku bisa mencintaimu lebih
dari dia” kyuhyun membalik tubuh yesung ‒yang masih sibuk dengan deretan buku‒
sehingga ia bisa melihat hazel yesung yang selalu menatapnya sendu. Tidak ada
keraguan di sana, kyuhyun dapat melihat yesung tidak akan pernah merubah
jalannya, bahkan sekedar untuk memeberinya harapan.
“jika itu yang kau pikirkan, kau belum tau segalanya tentangku”
ucap yesung pelan, ia menyerahkan sebuah buku using berjudul “The Coda”, dengan
ragu kyuhyun menerimanya.
“minggu depan siwon pulang –kan? Kita butuh pertunjukan kecil,
buat ia bangga padamu. Dan..”
yesung menghentikan langkahnya yang akan beranjak pergi, “jangan
katakan apapun pada siwon tentang perasaanmu” lanjutnya, sebelum tubuh
mungilnya menghilang di balik pintu perpustakaan.
“apa ada sesuatu yang aku tak tau?”
.
.
‘pernahkah
kau melihat ke atas?
Melihat
kelip bintang di atas sana?
Melihat
cahaya bintang di tengah terang matahari
Meski
mereka tak terlihat
Meski
mereka tak kentara
Tak
bisakah kau merasakannya?
Mereka..
Beribu
bintang sana
Tak
bisakah jika kau menyebutnya sebagai cintaku?
Lautan
partikel cinta yang berwujud bintang
Jutaan
bintang yang tak pernah bisa ku pastikan berapa jumlahnya
Sebanyak
itulah aku mencintaimu.
Jikapun
aku hanya sebutir bintang
Yang rela
tertanam di antara lautan manic di atas sana
Bergabung
dengan koloni lainnya
Apa
alasanku tak cukup kuat jika itu untuk melindungimu?
Masih tak
bisakah kau merasakannya?’
Yesung melipat kembali surat pemberian kyuhyun pagi ini sebelum
kyuhyun pergi menjemput seseorang di bandara, ia tersenyum tipis. Kekanakan
memang, tapi yesung mengerti apa maksud dari kyuhyun. ia juga tau kyuhyun bukan
seeorang yang bisa dengan mudahnya berkata-kata manis, tak jauh dari
‘hyung’nya.
Ya.. hyung’nya, Choi siwon.
.
Pintu rumah besar itu terbuka, menampilkan 2 namja berfostur tubuh
tinggi di ambang pintu. Yesung yang memang sudah menunggu sedari tadi bangkit
dari duduknya sekedar untuk menyambut kedua penerus Choi Group tersebut.
“selamat kembali tuan muda..” sambut yesung sarkastik seraya
tersenyum manis, siwon –pun tersenyum tak kalah manis, ia menghampiri yesung
yang masih berdiri di dekat ruang tamu.
“tidak merindukanku.. baby?”
-jderr-
Siwon segera merengkuh yesung, melepas rindu. Hampir setengah
tahun bahkan lebih ia tak bertemu dengan kekasihnya itu. Kekasih choi siwon,
kim yesung.
Menyisakan kyuhyun yang tersengat di dekat pintu, membatu.
Pikirannya menjelajah mencari arti panggilan siwon untuk namja yang ia cintai.
Apa ini? Inikah sesuatu yang belum ia tau dari yesung?
Apa harus hyung’nya sendiri yang menjadi saingannya?
Apa ini maksud dari ia tidak boleh mengatakan apapun tentang
perasaannya kepada siwon?
-flashback
end-
.
.
Jarum pendek sudah melewati angka 7, siwon selaku CEO Choi Group
kembali harus menghabiskan seluruh rabu malam tadi hanya dengan tumpukan
berkas-berkas yang harus ia baca serta merevisinya.
Siwon memijat kecil pelipisnya, sekedar menghilangkan pening yang
terasa mendenyut di kepalanya. Jabatan sebagai CEO sungguh kterlaluan untuk
seseorang seumuran dia.
Ia melirik sebuah foto berpingkai yang ia letakan di ujung meja, Potret
dirinya yang tengah memberikan backhug kepada seorang namja manis. Siwon
tersenyum kecil.
Sebaiknya ia segera pulang dan segera menemui sang pemilik hati,
ia begitu merindukannya. Padahal ini bukan acara lemburnya yang pertama. Siwon
sampai pernah tak pulang selama 3 hari dan menghabiskan waktu di kantor, tapi
kali ini perasaannya lain, sesuatu menyuruhnya untuk segera menemui sang
‘istri’. Entah ia terlalu merindukan namja pemilik manic hazel itu, atau memang
ia merasakan sesuatu yang ‒lain?
.
.
Siwon memasuki rumah mewahnya. Seperti biasa, rumah itu selalu
sepi. Ia berpikir beberapa maid di rumahnya mungkin tengah sibuk dengan
tugasnya masing-masing, kyuhyun juga pasti sudah pergi untuk jadwal kuliah, dan
yesung?
Biasanya ia sudah bersiap menyiapkan sarapan untuknya sebelum
berangkat ke kantor, apa mungkin karna hari ini ia lembur jadi yesung belum
bangun?
Bisa saja, dan lagi kemarin pagi yesung mengeluh pusing, apa
yesung masih sakit? Yesung baik-baik saja kan?
.
“baby..” siwon masuk ke kamarnya, ia tidak menemukan yesung
dimanapun jadi yesung pasti ada di kamar. Suara shower yang menyala di kamar
mandi sana memperkuat keyakinannya. Siwon tanpa sadar tersenyum kecil, ia
melepas jasnya dan menggantungnya di lemari. Belum sempat siwon melepas dasi
yang melilit lehernya, pintu kamar mandi terbuka.
Siwon menoleh mendapati yesung keluar dengan baju handuk dan
rambutnya yang basah. Siwon lagi-lagi tersenyum melihat betapa istrinya begitu
manis, terlihat adorable di mata siwon.
“good morning baby..”
“ng.. siwon kau sudah pulang?”
Siwon mengernyit, suara yesung terdengar parau. Ia juga melihat
wajah yesung yang sangat pucat. “kau baik-baik saja? Apa masuk anginmu yang
kemarin separah itu?”
“nan gwenchana..” yesung mencoba berjalan dengan benar menghampiri
siwon, tapi tiba-tiba saja rasa pening mendera kepalanya bertubi-tubi. Tubuhnya
seperti melayang, membuatnya berjalan sedikit oleng dan kemudian berakhir di
lantai, yesung pingsan.
“yesung!”
.
.
TBC
yasud.. yg sengaja maupun ga sengaja baca mohon review’y, minimal
kritik ato saran spya tooru smangat lanjut critanya yaa~ J
#deep bow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar