Sabtu, 25 Mei 2013

|Andante~|YeWonKyu|Chapter3



“good morning baby..”
“ng.. siwon kau sudah pulang?”

Siwon mengernyit, suara yesung terdengar parau. Ia juga melihat wajah yesung yang sangat pucat. “kau baik-baik saja? Apa masuk anginmu yang kemarin separah itu?”
“nan gwenchana..” yesung mencoba berjalan dengan benar menghampiri siwon, tapi tiba-tiba saja rasa pening mendera kepalanya bertubi-tubi. Tubuhnya seperti melayang, membuatnya berjalan sedikit oleng dan kemudian berakhir di lantai, yesung pingsan.


Author: Arika Tooru
Pairing: Broken!kyusung, wonsung
Warning: BL, M-preg,  typo(s), alur maksa
a/n: tooru cambek~
adakah yg masih ingat sama andante’nya tooru? Ga ada ya? -_- #pundung
mianhae.. ini bener2 ngaret(?) dari jadwal publish.. tp gpp yah? Harus iya donk! #maksa
yg lupa atopun yg ga inget #plakk. Bisa baca yg chap sebelumnya  hehe :D
semoga tidak mengecewakan ya~~

.

Don’t Like Don’t Read!

.


Aku akan menghapusnya..
Sedikit demi sedikit..
Perlahan-lahan..
Andante..
.
.

HAPPY READING~


-


“sebaiknya aku pulang..” kim ryeowook memasukan barang-barang miliknya ke dalalm tas.
Aktivitas itu membuat sungmin yang dengan nyamannya duduk di sofa terpaksa melepaskan perhatiannya dari buku yang tengah ia baca. “besok umma datang, kau mau kemana?”
Namja itu menghembuskan nafas beratnya,ia sungguh merasa jengah. Sungmin benar-benar keterlaluan, mendiamkannya seperti ini. Seperti hanya sungmin seorang diri yang hidup di apartment mewah itu, mengacuhkannya. Ryeowook tau sungmin tidak mencintainya, tapi tak bisakah namja beriris foxy itu berpura-pura sedikit saja peduli terhadapnya?
“kau keterlaluan hyung.. kau selalu mengacuhkanku..”
Mengusap sedikit pelipisnya, sungmin meletakan buku yang tadi ia baca di meja lalu bangkit menghampiri ryeowook yang sibuk di sofa yang lain. Sungmin menghentikan aktivitas namja imut itu dengan menarik lengannya lalu membimbingnya untuk duduk di sampingnya. “kau ingin aku melakukan apa wookie?”
Tatapan polos ryeowook benar-benar membodohi sungmin. Sungmin tau dari tatapan polos itu tersembunyi sesuatu yang besar, tak jarang ia tertipu karenanya. Sungmin sudah berusaha agar ia terlihat mencintai namja di hadapannya tersebut, tapi seperti kembali di bodohi oleh kepura-puraannya sendiri, si namja kim itu tau segala hal yang sungmin-pun tak akan pernah bisa membayangkannya. Ryeowook tau segala hal tentang sungmin. Segalanya..

“kau masih mencintai kyuhyun kan, hyung?” Tanya ryeowook setelah beberapa menit terbung percuma atas kediaman mereka. Giliran si namja lee yang bungkam, entah seperti apa penjelasan yang ia butuhkan untuk ryeowook. Karna sejujurnya ia –pun bingung, apa ia benar-benar telah menyerah atas cinta kyuhyun, atau justru ia tengah berperang dalam diam?
jika memang ia memiliki jawaban untuk pertanyaan ryeowook tadi, ia tak yakin itu jawaban yang di inginkan si namja kim.
“apa perlu aku membatalkan perjodohan kita?” Tanya ryeowook lagi. Tapi seolah bisu, sungmin tetap diam, sibuk dengan pemikirannya sendiri. Jengah untuk yang kedua kalinya, ryeowook beranjak meraih tasnya dan segera pergi. Ia menutup pintu appartement sungmin sedikit kasar, dan
-brukk-
Seseorang menabraknya hingga ia tersungkur ke lantai. Sama halnya ia, orang yang menabraknya pun jatuh terduduk tak jauh darinya. namja yang meanabraknya itu sama sekali tidak mengucapkan kata menyesal. Ia mendongak berniat melayangkan kalimat protes, tapi setelah ia tau siapa yang menabraknya ia justru terdiam.
Sungmin yang hendak keluar mengejar ryeowook berhenti di ambang pintu, terkejut melihat apa yang terjadi di depan appartementnya. “wookie? Kyu?”

.

.

Detik jarum jam seolah tak mau berhenti, suara detiknya yang menggema masih saja mendominasi keadaan yang benar-benar hening.
Keadaannya sungguh berantakan. Rambut berantakan, pakaiannya, ekspresi yang ditunjukan, semuanya. Ryeowook baru saja pergi, meninggalkan dua namja yang seperti enggan membuka suara. Sungmin menatap tak percaya pada kyuhyun yang masih diam duduk di sofa, ia berpikir namja yang menjadi tamunya itu benar-benar sudah gila. Sungmin yang memang masih berdiri, duduk di sofa yang lain. Masih menatap kyuhyun  tajam.
“kau bercanda eoh?”
“a-aku kehilangan kendali.. hyung.. a-aku
“KAU BENAR-BENAR SUDAH TIDAK WARAS CHOI KYUHYUN..!!” sungmin mengusap kepalanya frustasi, ia merelakan kyuhyun bukan untuk ini. Sulit di percaya kyuhyun akan melakukan hal senekat ini.
“kau pikir apa yang akan kau dapatkan setelah ini? Kau hanya akan mendapat kebencian dari yesung hyung.. tidakah kau berpikir ke sana eoh?”

Kyuhyun memeluk lututnya, merasa seperti jatuh kelubang yang sangat dalam dan tidak ada seorang-pun yang bisa memberinya cara untuk kembali. Ia ketakutan. Tak hanya sungmin, ia sendiri-pun merasa dirinya memang benar-benar sudah gila. Dengan menjambak rambutnya sendiri, kyuhyun mendesis  frustasi.

“aku tak sengaja membaca hasil pemerikasaan kesehatan yesung. yesung hyung hamil. Aku tidak bisa menerimanya. Aku benar-benar marah! Itu artinya aku tak memiliki kesempatan lagi.”
Sungmin menganga tak percaya atas alasan kyuhyun. ia tertawa sinis, “harusnya kau sadar Choi Kyuhyun! dari awal memang tak pernah ada kesempatan untukmu! Kau terlambat bahkan sebelum kau memulainya..!!”
“aku tidak tau.. yang aku tau hanya aku sangat mencintainya..”
“argh..!!” si pemilik iris foxy itu memekik keras tak kalah frustasi dengan kyuhyun, tentu saja dengan alasan berbeda.
Jeda untuk beberapa saat, sungmin menghela nafas panjang mencoba mengontrol emosinya yang sempat mencapai klimaks. Ia melirik kyuhyun yang semakin menunduk.
“tak bisakah kau menyerah saja? Semua sudah terlambat kyu. Tidak bisakah kau kembali saja menjadi sosok choi kyuhyun yang kucintai?”
“aku mencintai yesung hyung..”
Hening, tak ada lanjutan dari si namja stoic, begitupun sungmin yang masih menanti kejelasan dari kyuhyun. hingga cukup lama hening sungmin tersenyum simpul –miris. “tidurlah, istirahat mungkin bisa membantu otakmu kembali waras”
Sosok sungmin hilang di balik pintu kamar yang tertutup, menyisakan kyuhyun yang masih pada posisinya.

.
.


.
.
 
Angin sore berhembus lembut menerobos tirai putih salah satu jendela kamar itu, mengajaknya menari. Sedikit menutup jendela kamarnya, siwon duduk di pinggiran ranjang miliknya. Obsidiannya menatap lembut sosok tercinta yang masih tertidur. Mengamati semua yang terlukis di wajah indah itu. Bibirnya sedikit terangkat, membentuk sebuah senyum yang entah apa itu artinya ketika matanya mendapati tanda merah di beberapa titik di leher sang kekasih.

Tangan siwon perlahan terulur mengelus surai yesung, menyingkirkan anak rambut yang menutupi dahinya lalu menciumnya cukup lama. Badan yesung masih panas akibat demamnya yang masih belum turun. Sekali lagi siwon meraih kertas yang tergeletak di atas meja yang sudah berkali-kali ia baca. Hasil pemeriksaan yesung dari dokter tadi pagi, yang menyatakan bahwa istrinya tersebut tengah mengandung anaknya yang sekarang baru menginjak minggu ke 5.

Antara senang, sedih, marah, kecewa, semua bercampur jadi satu. Siwon sendiri binggung mana yang lebih mendominasi. Yang jelas ia sangat tau ‘keadaan’ yesung saat ini. Ia tidak mungkin marah dengan keadaan yesung seperti ini kan?
Yesungnya telah ‘disentuh’ oleh namja selain dirinya. Dan siwon tau siapa pelaku beserta alasanya.

.

Mata sipit itu mengerjap kecil menyesuaikan dengan pencahayaan di ruangan tersebut. setelah sadar sepenuhnya ia di sambut dengan kepalanya yang berdenyut nyeri. Yesung mencoba bangun dengan lengan kanannya ia pakai untuk mencengkram kepala bagian belakangnya yang sakit semakin menjadi. Tapi pergerakannya tertahan ketika mendapati seseuatu yang berat menindih lengan kirinya juga tangannya yang di genggam seseorang.

Dilihatnya namja yang sepertinya tertidur dengan menggenggam tangannya, yesung tersenyum kecil seraya mengelus lembut pipi si namja. Mungkin karena terlalu peka si namja –siwon menggeliat kecil sebelum akhirnya sepenuhnya bangun.

“baby.. bagaimana perasaanmu? Apa sudah lebih baik?”
“ng..” yesung mengangguk lemah, “hanya sedikit pusing, tapi aku tidak apa-apa, kau tidak perlu cemas..”
Siwon tersenyum kecil lalu membawa yesung masuk kedalam pelukannya, “kau membuatku khawatir, jangan sakit lagi ne?”
Yesung mengangguk kecil dalam pelukan siwon. Namun tiba-tiba siwon melepas pelukannya, mencengkram kedua bahu yesung, menatapnya tajam.
“kenapa kau tidak memberi tahuku lebih dulu? Kau sudah tau kan?” ucap siwon serius. Yesung terlihat bingung, tapi sedetik kemudian mata sipinya sedikit melebar ketika teringat sesuatu.
“mianhae.. tadinya aku ingin membuat kejutan untukmu. Tapi…” yesung menunduk, merasa bersalah. Sebelumnya ia memang sudah tau kalau ia tengah mengandung, tapi ia belum tau bagaimana cara menyampaikan berita tentang kehamilannya itu pada siwon, suaminya.
Melihat yesung yang menunduk hampir menangis, siwon kembali memeluknya. “ssshh.. tidak apa-apa. Aku mengerti.. tapi harusnya kau langsung mengatakannya padaku”
“dan lagi..” siwon melepaskan pelukannya, menatap intens mata yesung yang sudah memerah, “jangan sembunyikan sesuatu apapun dariku.. arrachi?”

Yesung membatu, seperti apa sebuah petir yang memberinya peringatan. Membuatnya merasa sudah menjadi istri yang buruk untuk siwon. Ingatannya seketika memutar kejadian yang kyuhyun lakukan padanya tadi malam. Mustahil siwon tidak mengetahuinya, ia tau suaminya itu sudah tau tapi tetap menyembunyikannya. Dan itu membuat yesung merasa lebih buruk. Yesung mengangguk ragu, air mata yang ditahannya sedari tadi akhirnya jatuh juga.

Tatapan siwon melembut melihat yesung mulai menangis. “ada apa baby?”
“siwon… maafkan aku..” yesung mulai menangis terisak. Membuat siwon harus kembali merengkuhnya mencoba membuat yesung tenang dengan mengusap lembut punggung yesung. membiarkan air mata yesung membasahi bagian depan kemejanya. Tangan siwon mengepal erat, amarah yang sudah sejak tadi ditahannya kembali meluap. Namun tetap, ia mencoba tetap tenang melawan emosinya. Ia takut emosi menguasainya dan akhirnya melukai yesung.

.

Setelah memastikan yesung tidur dengan nyaman di ranjang, siwon meraih jaket dan memakainya. Ia lalu menyambar kunci mobilnya.
Berkali-kali ia mengumpat emosi karena keadaan jalanan kota seoul yang macet merayap. Pikirannya benar-benar kalut. Tidak adakah semua yang ia rencanakan berjalan dengan lancar?
Sama dengan kisah rumah tangganya yang ia rencanakan seindah mungkin agar kehidupannya bersama yesung benar-benar bahagia, sampai saat ini belum ada titik terang untuk masalah itu. Benar-benar membuatnya frustasi.

.

Lee sungmin mengacak rambutnya kesal, choi kyuhyun sudah telak menjadikannya namja labil beberapa jam terkhir ini.

“ya. Ya. Ya! Tunggu sebentar! Tsk!” Dengan menyeret langkahnya, sungmin menghampiri pintu apartment’nya ketika seseorang mengetuknya tak sabaran dari luar.
“tidak sabaran sekali.. siapa orang gila yang bertamu malam-malam begini..” gerutu sungmin seraya membuka pintu apartment’nya. mata yang setengah tertutup itu langsung membulat sempurna begitu dilihatnya namja tinggi berdiri di depan pintu.
“si-siwon?”
“mana kyuhyun?”
“ma-mau apa kau kemari?”
“JAWAB AKU! DIMANA KYUHYUN?!” merasa tidak segera mendapan jawaban,  siwon menyingkirkan tubuh sungmin kesamping lalu menerobos masuk kedalam apartment sungmin. Siwon mencari kesetiap ruangan yang ada di apartment itu di ikuti oleh sungmin.
“siwon tenanglah! Kita bisa bicarakan baik-baik!!” bujuk sungmin yang mau tidak mau ikut merasa tegang. Sungmin maupun siwon menoleh secara bersamaan kearah salah satu pintu yang terbuka. Munculah kyuhyun yang keluar dari kamar tamu sungmin dengan sedikit terhuyung, bibirnya terlihat pucat. Siwon mengepalkan kedua tangannya, dengan tatapan membunuh ia menghampiri kyuhyun dan memberikan pukulan telak di pipi serta perut kyuhyun. sehingga membuat kyuhyun terduduk di lantai dengan darah di sudut bibirnya.
“kyuhyun!!” teriak sungmin segera menghampiri kyuhyun yang tak melawan sedikitpun. Sungmin menatap siwon yang kini tengah mengatur nafasnya emosi dengan tatapan memohon.
“hentikan siwon! Kumohon..”

‘hyung akan melindungimu..’

‘apapun akan hyung lakukan untukmu, semuanya yang kau inginkan asal kau jangan menangis lagi..’

‘kau dongsaengku sekarang’


“arrrgghh..” siwon memjambak rambutnya sendiri frustasi, ia terduduk di lantai yang sama dihadapan kyuhyun. dadanya turun naik karena emosi. Ia begitu marah saat ini, tapi kenapa kekuatannya seperti menghilang begitu saja?
Siwon benar-benar sudah muak. Ia menyayangi kyuhyun. tapi mengapa kyuhyun sama sekali tak bisa mengerti? Siwon meringis, ia ingin sekali berteriak bahkan menangis tapi ia tak bisa.
“kyu.. hentikan, hyung mohon.. hyung tak ingin menyakitimu kyu.. hyung menyayangimu. Jadi hyung mohon hentikan semuanya.. kau boleh mengambil apapun dariku, asal jangan yesung. asal jangan yesungku.. aku mohon..”
Kyuhyun menunduk, tubuhnya sudah bergetar hebat. Sungmin yang masih terkejut tak percaya melihat siwon yang begitu saja luluh segera merangkul bahu kyuhyun.
“maafkan aku hyung.. maafkan aku.. maafkan aku..” seperti mantra, kyuhyun terus meminta maaf. Ia menangis, ia menyesal. Meski ia lebih seperti menangisi kisah cintanya yang tak seberuntung siwon. Tunggu, ‘seberuntung’ siwon?


Beberapa –banyak menit terbuang percuma. Mereka seperti tengelam dalam pikirannya sendiri. Siwon bangkit dari duduknya, sedikit mengusap setitik air mata di kedua sudut matanya oleh ibu jarinya, lalu menatap kyuhyun yang masih terduduk sambil menangis.
“pulanglah.. lakukan apa yang harus kau lakukan. Di masa kehamilannya, aku tidak mau psikis yesung terganggu..” ucap siwon dingin sebelum keluar dari apartment sungmin. Tangis kyuhyun semakin menjadi. Kenapa siwon tak membunuhnya saja? Dari pada ia dibunuh oleh rasa bersalahnya sendiri.
Kyuhyun merasa sangat tak tau diri. Ia melakukan kesalahan fatal, tapi mengapa siwon dengan mudah memaafkannya?

.
.

Dengan mata terpejam, yesung meremas seprai ranjangnya menahan rasa tak nyaman diperutnya. Ia melirik benda kotak berwarna putih di nakas kecil tak jauh dari ranjang. Ini sudah pukul tiga dini hari, itu artinya ia tidak bisa tidur semalaman. Dengan gerakan ia buat sepelan mungkin agar tak mengganggu sang suami tercinta yang tengah tertidur, yesung beringsut turun dari ranjangnya. Yesung berjalan dengan berpegangan pada dinding kamar, kepalanya pening luar biasa. Ia merayap menuju kamar mandi.
 
Sesampainya di kamar mandi, yesung berjongkok di depan toilet. Meresapi rasa mual yang sungguh mengganggunya. Sebelum akhirnya semua isi perutnya ia muntahkan ke toilet. Yesung terbatuk, matanya terpejam. Ia tau harusnya ia merasa senang, tapi ia juga tak bisa berbohong bahwa ia begitu tersiksa. Air mata mulai menetes di pipi yesung, ia terisak kecil.

Kembali ia memuntahkan isi perutnya yang sudah kosong, sehingga hanya cairan putih yang keluar. yesung meringis. Namun tiba-tiba sebuah lengan kekar menyentuh tengkuknya, memijatnya lembut. Yesung menoleh mendapati siwon yang berjongkok di sampingnya menatapnya prihatin.

“si-siwon.. apa aku mengganggu tidurmu?” Tanya yesung serak masih dengan terisak. Siwon menggeleng pelan lalu menyingkirkan anak rambut yesung yang sudah basah oleh keringat.
“maaf, seandainya aku bisa, aku ingin melakukan sesuatu untuk membuatmu lebih baik..”
yesung tersenyum kecil. Ia mengusap sudut bibirnya. “aku tidak apa-apa. Mungkin aku belum terbiasa..” ucapnya pelan.
“sebaiknya kau kembali tidur.. ayo..” siwon membantu yesung berdiri, menuntunnya berjalan dan membantu yesung berbaring di ranjang. Ia menumpuk bantal untuk sandaran yesung, berusaha membuat yesung senyaman mungkin. Yesung mendesah, ia mengusap perutnya yang masih datar itu berharap rasa tak mengenakan itu bisa hilang. Siwon yang juga duduk di sampingnya hanya bisa mengusap punggung yesung.
“apa kau ingin sesuatu? Mungkin susu hangat?” tawar siwon cemas. Melihat yesung yang terlihat tersiksa seperti ini sungguh membuatnya sedih. Yesung menggeleng, ia bersandar pada tumbukan bantal, menutup matanya yang sesekali halisnya berkerut.

Siwon menggeser duduknya agar lebih dekat pada yesung, perlahan ia meraih bahu yesung, sehingga kepala yesung bersandar di pundaknya. Sebelah tangannya melingkar di pinggang yesung sementara tangannya yang lain mengelus perut datar yesung dengan lembut. Sentuhan lembut siwon membuat yesung mulai rilex. Nafasnya yang tadi sedikit memburu, kini mulai berhembus teratur.
Siwon menunduk, melihat rupa yesung yang kini tengah memejamkan matanya. Ia lalu mengecup dahi yesung cukup lama.

“bersabarlah.. untuk baby kita.. bertahanlah sebentar.. aku mencintaimu.” Yesung mengangguk samar. Mengecup puncak kepala yesung, siwon mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang yesung.
“sekarang tidurlah..” yesung kembali mengangguk samar. Lalu beberapa saat kemudian siwon sudah bisa 
merasakan hembusan nafas teratur dari yesung.


.
.


“kau yakin akan melalukan ini chagi?” namja dengan gummy smile’nya duduk merapat manja pada namja yang duduk di sampingnya.
“tentu saja baby.. aku harus melaksanakan tugasku..” jawab namja tadi seraya merangkul sang kekasih.
“ini akan menjadi sangat menarik..” ucapnya lagi seraya tersenyum penuh arti.

.
.
.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flying Cute Green Butterfly