Jumat, 29 Maret 2013

|Andante~|YeWonKyu|Chapter1


Author : Stephanie Park
Pairing : Wonsung, slight!Kyusung, kyumin, minwook
Genre : sad (kalo ng’feel *nyengir kuda*)
Warning : BL, Un-official pairing, typo(s), alur bermasalah -_-


.


.

Spfly3024 present..

.

.


Andante..
Aku selalu yakin waktu akan menghapus segalanya..
Kenangan..
Angan..
Cinta yang luar biasa besar..
Cinta yang menyakitkan..
Tidakah ‘mereka’ lelah mengikutiku?
Seirama andante, tidak bisakah ‘mereka’ terhapus perlahan?


.






.



Suara tawa bahagia itu kembali membangunkanku.
Selalu.
Meski terdengar menyenangkan. Tetap saja, tawa itu justru membuatku terhentak. Sakit.

.

Aku bangkit dari posisi tidurku yang terlihat mengerikan, mengacak rambutku –hingga bisa ku pastikan kini terlihat tak berupa.
Pagi yang buruk.
Meskipun suara tawa itu memenuhi ruang angkasa sana. Bagiku pagi tidak pernah semenyenangkan tawa mereka.
Selalu terasa sangat buruk.

.

.


.

Langkahku terhenti di pertengahan tangga tidak jauh dari ruang makan.
Seseorang tampak tengah membenahi masakan yang ku yakini ia yang memasaknya sendiri di atas meja.
Sesekali tertawa kecil ketika seseorang lain –namja berdimpel mengecupi leher’nya yang sedikit terekspos sambil memeluknya dari belakang.
Aku tersenyum pahit.
Mereka sangat serasi.


“kyu, duduklah. Sarapan dulu” namja berdimpel itu melambaikan tangannya kearah ku, mungkin ia baru saja menyadari kehadiranku yang tidak jauh dari meja makan.
Aku mengangguk menurut, duduk berhadapan dengan hyung’ku. Choi Siwon.
Dan –namja  manis di sebelahnya, Mmm.. bisakah aku tidak menceritakannya?

“kyu?” aku mendongak, mataku bertemu sepasang hazel milik namja –ehm- manis yang menatapku.
Sedikit terpana melihat tatapan’nya. Seperti sudah sangat lama aku tak menemukan tatapan hangat itu.

“kau minum lagi kyu?” Tanya siwon hyung, seolah mengerti maksud panggilan ‘istrinya’.
Namja manis yang duduk di samping siwon adalah istrinya. Kim Yesung atau –Choi yesung?
Status yang entah kapan bisa ku terima sebagai ‘adik ipar’.

Aku beralih menatap siwon hyung yang menatapku –dengan tatapan mengintrogasi.

“kyu.. sampai kapan kau akan seperti ini?”
Siwon hyung terdengar menghela nafas, mulai jengah. Sementara yesung hyung menunduk, mungkin ada sesuatu yang ia pikirkan.
“hentikan kyu, hyung mohon”
“apa yang kau tau tentangku hyung?”
“choi kyuhyun! Mengertilah. Kau sudah dewasa kyu!”
“apa kau juga bisa mengerti aku? Tidak –kan?”
“choi kyuhyun!”
Suara gebrakan meja terdengar ketika aku berjalan menjauh dari meja makan.
Aku tidak peduli. Ini memuakan, sangat memuakan.


.


.


.

#normal POV



-flashback-



“aku mencintai yesung hyung”

-plak-

“kau gila eoh?”
“jadi.. batalkan pernikahan kalian”

-bugh-

“siwon! Hentikan. Kita bisa bicarakan baik-baik” yesung menenangkan siwon yang terengah menahan emosi dengan memeluknya dari samping.

Sementara kyuhyun tersungkur ke lantai dengan luka sedikit robek di sudut bibirnya.

“dia sudah keterlaluan baby, dia sudah gila!”
“ya, aku gila karna dia” kyuhyun menunjuk tepat di wajah yesung.
Siwon kembali melayangkan pukulannya ke arah kyuhyun kalau saja yesung tidak segera menahannya.
“siwon, tenanglah”

Kyuhyun bangkit dari posisinya, tersenyum nanar menatap yesung.

“yesung, tidak bisakah kau menenangkanku juga? Aku mencintaimu hyung. Apa aku begitu berbeda dengan siwon hyung? Kenapa siwon bisa kau cintai sedangkan aku tidak?”
“kyu..”
“aku tau hidup siwon hyung lebih sempurna. Tapi, bisakah kau mencintaiku saja dan membuat hidupku menjadi sesempurna siwon hyung? Bukankah kau bilang kau menyayangiku?”
Yesung mulai menangis. Ia menggeleng cepat melihat kyuhyun menatapnya dengan tatapan memelas.

Sedangkan siwon hanya bisa diam. Dongsaeng tercintanya mencintai calon kakak ipar’nya sendiri. Ia mulai mengerti keadaan kyuhyun, ia sangat mengerti. Jadi siwon lebih memilih untuk diam. Biarkan yesung sendiri yang menjelaskan semuanya. Siwon tau kyuhyun tidak akan mendengarkannya.

“aku menyayangimu hanya sebatas sebagai dongsaeng kyuhyun-ah. Bukan seperti yang kau mau, mianhae.. ku mohon jangan seperti ini”

Kyuhyun tersenyum meremehkan. Perlahan ia mendekati yesung, menganggap hanya ada yesung di hadapannya, mengabaikan siwon yang masih diam.

“hyung, apa kau benar-benar tidak bisa mencintaiku? Tidak bisakah kau pikirkan lagi?”
“mianhae kyuhyun”

Kyuhyun kembali tersenyum pahit. Dengan gerakan cepat ia mengambil pisau di atas meja makan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

“akh” pekik yesung ketika dengan tiba-tiba kyuhyun menyeretnya dan menempelkan ujung pisau yang ia pegang tepat di permukaan kulit leher yesung.

Mata siwon membulat, ia mulai was-was mendekati kyuhyun.

‘kyuhyun jangan main-main! Letakan pisau itu. Itu berbahaya kyuhyun!”
“bukankah lebih baik kita mati bersama?”
“kyuhyun!!”
“hiks.. kyu lepaskan.. hiks”

Melihat yesung yang menangis, dan siwon –hyung’nya yang menatapnya memohon, membuat kyuhyun mau tidak mau mengalah. Bagaimanapun ia sangat menyayangi siwon, tapi ia juga mencintai yesung lebih dari apapun.
Kyuhyun tertawa miris.

“aku mencintaimu yesung, apa itu salah?” bisiknya di telinga yesung, sebelum ia mendorong tubuh yesung –yang bergetar karna tangis– ke lantai, dengan sigap siwon menahannya sebelum menyentuh lantai.

“setidaknya, tidak bisakah kalian menunda pernikahan kalian sampai aku bisa melepaskan yesung hyung? Walaupun aku tak yakin kapan itu”
“kyu.. hiks”
“cukup kyuhyun! Hentikan!”

Kyuhyun mengangguk lemah seolah mengerti, bibirnya lagi-lagi terangkat –tersenyum miris.
Ia lalu melangkah pergi meninggalkan yesung yang masih saja menangis di pelukan siwon.

“kau tidak apa-apa baby?” Tanya siwon cemas melihat yesung yang seperti kehilangan kekuatannya, bahkan sekedar untuk bangkit.
“jangan terlalu dipikirkan, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah..”
“tapi -hiks.. kyu..”
“dia akan mengerti, dia hanya butuh waktu”

Siwon merengkuh yesung, mengusap punggung yesung mencoba menenangkan. Membiarkan namja manis itu menangis di pelukannya.

“kyuhyun, mengertilah..”




-flashback end-


.


.


.


Andante..
Melihatmu tersenyum adalah hal yang paling menyenangkan.
Selalu terlihat bahwa kaulah hidupku.
Kaulah segalanya.
Bahkan matipun aku sanggup,
Jika itu bisa membayar seulas senyum manismu
Tapi..
Mengapa kini berbeda?
Sejak kapan melihat senyum dan tawamu menjadi sebegini menyakitkan?
Ku mohon..
Menghilanglah dari angan’ku
Bawa bayangmu pergi.
Meski seirama andante..


.


.
Detuman music yang memekakan telinga seperti di gilai di tempat remang itu. Sorotan lampu berwarna membuat suasana menjadi bertambah bising.

Kyuhyun duduk di salah satu bangku bar. Tangan kanannya memegang botol wine yang tadi dipesannya dari bartender di tempat tersebut.
Perlahan ia menuangkan isi botol tersebut ke dalam gelas. Sedikit menggoyangkan gelas berisi cairan merah pekat itu lalu meminumnya.

Terus begitu, berharap minuman beralkohol itu bisa membuatnya sebentar saja melupakan kisah seputar asmaranya yang begitu memusingkan.

Siwon adalah orang yang paling menyayanginya, bahkan melebihi kedua orangtua mereka yang lebih mementingkan pekerjaan.
Tapi perasaannya terhadap yesung –pun tak bisa ia abaikan.

“masalah yesung hyung lagi?” Tanya seorang namja cantik berkaos merah menghampiri kyuhyun, kemudian namja itu duduk di sampingnya.
Kyuhyun hanya menoleh sebentar, tersenyum sinis, lalu kembali focus pada gelasnya.
Namja cantik itu tertawa, ia mengambil gelas kosong yang tersedia di meja. Mengisi dengan cairan yang sama dengan kyuhyun.
“kau lucu kyuhyun”
“hmm.. aku terlihat menyedihkan. Iya kan sungmin hyung?”
“ya, kau begitu menyedihkan” namja bernama sungmin itu kembali tertawa kecil, mengesap minuman yang ia tuang tadi. “kau butuh bersenang-senang kyu” lanjutnya.
“ya, sepertinya begitu. Bagaimana kabarmu hyung?”
Sungmin tertawa pahit. “seperti yang kau tau. Aku di paksa bahagia, jadi bukankah aku harus bahagia?”
“hmm kau benar, tapi aku tak bisa sepertimu”

Sungmin menatap kyuhyun dari samping, tatapan yang entah apa itu artinya.
“kau harus bahagia kyu..” gumam sungmin lirih tapi cukup di tangkap oleh indra pendengaran kyuhyun.
“ya, aku juga menginginkan itu hyung”

Ponsel sungmin bergetar tanda panggilan masuk. Sungmin menatap ponselnya lalu melirik kyu meminta persetujuan.
“jawablah, itu pasti wookie kan?” Tanya kyuhyun. sungmin sedikit tersenyum aneh lalu mengangguk.
“jika aku memang tak punya lagi kesempatan, ku harap kau bahagia dengan jalanmu” sungmin mengusap pundak kyu, ia berdiri dan beranjak pergi. “saranghae.. aku pergi”

Kyuhyun terdiam. sungmin berada di posisi yang sama dengannya, tapi sepertinya sungmin sudah menyerah, usaha sungmin akan sia-sia. Karena nyatanya namja yang terpaut usia 2 tahun di atasnya itu takan pernah bisa menggantikan posisi yesung hatinya.
Sungmin mencintai kyuhyun, kyuhyun –pun tau akan hal itu. Meskipun begitu, sungmin tetap membantu kyuhyun meraih cintanya, yesung.  Tapi kyuhyun seakan tak peduli. Pengorbanan sungmin untuknya tak sebanding seberapa dengan ambisinya mendapatkan yesung. ia tau ia melukai sahabatnya itu, tapi sekali lagi kyuhyun hanya menginginkan yesung. bukan orang lain sekalipun itu sungmin.




Awan berarak kearah timur, bergabung dengan gumpalan gelap di atas sana. Sore yang buruk.
Mungkin hujan tak lama lagi akan menyapa seoul. Sudah terbukti dengan menurunnya suhu udara yang cukup drastic. Langit kota tercinta –seoul, akan kembali menangis.


.


Yesung terpana menatap langit sore yang ia rasa sangat menyedihkan. Suhu atmosfer yang dingin tak ia pedulikan.
Entah apa yang menarik di atas sana, tapi yesung seolah enggan melewatkan pemandangan awan gelap tersebut.

-grepp-
Sepasang lengan kekar mememeluknya dari belakang, seolah melindungi dari dinginnya udara. Yesung tersenyum. Ia sudah sangat hafal dengan pemilik lengan itu.

“di sini dingin baby, kau bisa sakit. Ayo masuk kedalam”
“ani siwon, sebentar lagi”
“aku tidak mau kau sakit baby”

Yesung tersenyum,beginilah siwon. Bagaimana ia tidak merasa beruntung memiliki siwon?
Tampan, kaya, perhatian, dan yang terpenting sangat mencintainnya.

Hening..
Hanya ada suara angin senja yang meniup dedaunan serta ranting. Tanda-tanda hujan mulai muncul, diawali dengan rintik halus bulir hujan.
Yesung kembali termenung. Sama seperti tadi, manic hazel’nya menatap langit gelap yang kini tengah menangis.
 “siwon, bukankah aku adalah istri yang buruk?”
“siapa yang bilang seperti itu? Kau adalah istri terhebat di dunia. Dan kau miliku”
“aku menghancurkan hubungan antara suami dan adik iparku”

Namja tampan itu terdiam, semakin mengeratkan pelukannya pada istri tercinta –menenggelamkan wajah tampannya di ceruk leher yesung. ia mulai mengerti alur bicara istrinya tersebut.

“aku harusnya tidak hadir diantara kalian –kan?” ucap yesung menerawang.
“berhenti di sana hyung, jangan bicara terlalu banyak”
“siwon.. aku.. aku mencintaimu, tapi kenapa jadi seperti ini?”
“lupakan masalah itu, kyuhyun akan mengerti. Ia hanya butuh waktu. Jangan pikirkan itu lagi okey?”
“tapi siwon..”
“baby..” siwon memaksa manic hazel yesung agar bertatapan dengannya. Cukup sepersekian detik, yesung kalah tatap dan mengangguk pasrah. Ia hanya tidak ingin kembali berselisih paham dengan sang suami.
“ayo masuk wonnie, aku ingin istirahat”
“baiklah, memang itu yang kau butuhkan baby”


.


Kyuhyun membuka tirai kamarnya. Diluar hujan deras padahal tadi siang langit masih ceria seperti biasanya.
Beberapa hari terakhir ini langit begitu labil, tak bisa di prediksi. Tidak sepertinya –yang sekali mencintai, tak bisa berubah. Membuatnya semakin tertekan dengan perasaannya sendiri.
Kyuhyun sadar tindakannya melukai orang terdekatnya, bahkan melukai orang yang dicintainya.
Persetan dengan semua itu. Ia juga ingin bahagia. Kyuhyun ingin mencari keadilan meskipun itu membuatnya terlihat begitu egois. Ia hanya ingin kebahagiaan. Rasional. Tapi cara kyuhyun mendapatkan kebahagiaannya itu sama sekali tak masuk akal.

Ia mendongak menatap langit sore yang menangis. Memandang lekat awan hitam diatas sana.
Mencoba belajar sebuah pengorbanan dari awan untuk hujan yang mungkin saja bisa membuat sang awan menghilang perlahan.
Tapi ia tak bisa seperti awan itu. Awan itu sungguh berhati besar. Sedangkan kyuhyun?
Hatinya telah sempit oleh keberadaan yesung yang cukup membuatnya sesak. Ia tak sebaikhati siwon –yang masih tetap menyayanginya meski telah berkali-kali ia lukai.

Kyuhyun terkekeh, tawa penuh luka. Seperti menertawakan takdirnya sendiri.
Biarlah ia menjadi orang yang egois demi yesung. biarkan ia menjadi orang brengsek karna berusaha merebut ‘kakak ipar’nya sendiri.

.


.

Terlihat yesung tengah tertidur tanpa selimut. Kening yesung berkerut, tampaknya ia mimpi buruk. Akhir-akhir ini ia memang sering mimpi buruk, entah apa yang di mimpikannya.

-kreett-
Pintu kamar yesung terbuka perlahan. Seorang namja memasuki kamar tersebut, lalu kembali menutup pintunya pelan.
Sosok namja itu menghampiri yesung yang tertidur, duduk di tepi ranjang. Tangannya mulai menyentuh wajah yesung, menelusuri setiap lekuk wajah yesung, dan berakhir dengan menyentuh bibir tipis yesung.
Wajah namja itu semakin dekat, bibir keduanya bertemu –sebelum yesung mulai melenguh dan membuka matanya.

“engghh.. siwo –kyu?! Emmph…”

Kyuhyun membuka paksa semua pakaian yang yesung kenakan tanpa melepaskan ciumannya. Sementara yesung mencoba sekuat tenaga untuk berontak. Tapi percuma, ia tak cukup kuat untuk melawan kyuhyun.


“mianhae hyung..”
.
.
.
.


TBC


Mohonn review'y^^
#bow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flying Cute Green Butterfly