Author : Stephanie Park
Pairing : Wonsung, slight!Kyusung, kyumin, minwook
Genre : sad (kalo ng’feel *nyengir kuda*)
Warning : BL, Un-official pairing, typo(s), alur bermasalah
-_-
.
.
Spfly3024 present..
.
.
Andante..
Aku selalu yakin waktu
akan menghapus segalanya..
Kenangan..
Angan..
Cinta yang luar biasa
besar..
Cinta yang menyakitkan..
Tidakah ‘mereka’ lelah
mengikutiku?
Seirama andante, tidak
bisakah ‘mereka’ terhapus perlahan?
.
.
Suara tawa bahagia itu kembali membangunkanku.
Selalu.
Meski terdengar menyenangkan. Tetap saja, tawa itu justru
membuatku terhentak. Sakit.
.
Aku bangkit dari posisi tidurku yang terlihat mengerikan,
mengacak rambutku –hingga bisa ku pastikan kini terlihat tak berupa.
Pagi yang buruk.
Meskipun suara tawa itu memenuhi ruang angkasa sana. Bagiku
pagi tidak pernah semenyenangkan tawa mereka.
Selalu terasa sangat buruk.
.
.
.
Langkahku terhenti di pertengahan tangga tidak jauh dari
ruang makan.
Seseorang tampak tengah membenahi masakan yang ku yakini ia
yang memasaknya sendiri di atas meja.
Sesekali tertawa kecil ketika seseorang lain –namja
berdimpel mengecupi leher’nya yang sedikit terekspos sambil memeluknya dari
belakang.
Aku tersenyum pahit.
Mereka sangat serasi.
“kyu, duduklah. Sarapan dulu” namja berdimpel itu
melambaikan tangannya kearah ku, mungkin ia baru saja menyadari kehadiranku
yang tidak jauh dari meja makan.
Aku mengangguk menurut, duduk berhadapan dengan hyung’ku.
Choi Siwon.
Dan –namja manis di
sebelahnya, Mmm.. bisakah aku tidak menceritakannya?
“kyu?” aku mendongak, mataku bertemu sepasang hazel milik
namja –ehm- manis yang menatapku.
Sedikit terpana melihat tatapan’nya. Seperti sudah sangat
lama aku tak menemukan tatapan hangat itu.
“kau minum lagi kyu?” Tanya siwon hyung, seolah mengerti
maksud panggilan ‘istrinya’.
Namja manis yang duduk di samping siwon adalah istrinya. Kim
Yesung atau –Choi yesung?
Status yang entah kapan bisa ku terima sebagai ‘adik ipar’.
Aku beralih menatap siwon hyung yang menatapku –dengan
tatapan mengintrogasi.
“kyu.. sampai kapan kau akan seperti ini?”
Siwon hyung terdengar menghela nafas, mulai jengah.
Sementara yesung hyung menunduk, mungkin ada sesuatu yang ia pikirkan.
“hentikan kyu, hyung mohon”
“apa yang kau tau tentangku hyung?”
“choi kyuhyun! Mengertilah. Kau sudah dewasa kyu!”
“apa kau juga bisa mengerti aku? Tidak –kan?”
“choi kyuhyun!”
Suara gebrakan meja terdengar ketika aku berjalan menjauh
dari meja makan.
Aku tidak peduli. Ini memuakan, sangat memuakan.
.
.
.
#normal POV
-flashback-
“aku mencintai yesung hyung”
-plak-
“kau gila eoh?”
“jadi.. batalkan pernikahan kalian”
-bugh-
“siwon! Hentikan. Kita bisa bicarakan baik-baik” yesung
menenangkan siwon yang terengah menahan emosi dengan memeluknya dari samping.
Sementara kyuhyun tersungkur ke lantai dengan luka sedikit
robek di sudut bibirnya.
“dia sudah keterlaluan baby, dia sudah gila!”
“ya, aku gila karna dia” kyuhyun menunjuk tepat di wajah
yesung.
Siwon kembali melayangkan pukulannya ke arah kyuhyun ‒kalau
saja yesung tidak segera menahannya.
“siwon, tenanglah”
Kyuhyun bangkit dari posisinya, tersenyum nanar menatap
yesung.
“yesung, tidak bisakah kau menenangkanku juga? Aku
mencintaimu hyung. Apa aku begitu berbeda dengan siwon hyung? Kenapa siwon bisa
kau cintai sedangkan aku tidak?”
“kyu..”
“aku tau hidup siwon hyung lebih sempurna. Tapi, bisakah kau
mencintaiku saja dan membuat hidupku menjadi sesempurna siwon hyung? Bukankah
kau bilang kau menyayangiku?”
Yesung mulai menangis. Ia menggeleng cepat melihat kyuhyun
menatapnya dengan tatapan memelas.
Sedangkan siwon hanya bisa diam. Dongsaeng tercintanya
mencintai calon kakak ipar’nya sendiri. Ia mulai mengerti keadaan kyuhyun, ia
sangat mengerti. Jadi siwon lebih memilih untuk diam. Biarkan yesung sendiri
yang menjelaskan semuanya. Siwon tau kyuhyun tidak akan mendengarkannya.
“aku menyayangimu hanya sebatas sebagai dongsaeng
kyuhyun-ah. Bukan seperti yang kau mau, mianhae.. ku mohon jangan seperti ini”
Kyuhyun tersenyum meremehkan. Perlahan ia mendekati yesung,
menganggap hanya ada yesung di hadapannya, mengabaikan siwon yang masih diam.
“hyung, apa kau benar-benar tidak bisa mencintaiku? Tidak
bisakah kau pikirkan lagi?”
“mianhae kyuhyun”
Kyuhyun kembali tersenyum pahit. Dengan gerakan cepat ia
mengambil pisau di atas meja makan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
“akh‒” pekik yesung ketika dengan tiba-tiba kyuhyun menyeretnya
dan menempelkan ujung pisau yang ia pegang tepat di permukaan kulit leher
yesung.
Mata siwon membulat, ia mulai was-was mendekati kyuhyun.
‘kyuhyun jangan main-main! Letakan pisau itu. Itu berbahaya
kyuhyun!”
“bukankah lebih baik kita mati bersama?”
“kyuhyun!!”
“hiks.. kyu lepaskan.. hiks”
Melihat yesung yang menangis, dan siwon –hyung’nya yang
menatapnya memohon, membuat kyuhyun mau tidak mau mengalah. Bagaimanapun ia
sangat menyayangi siwon, tapi ia juga mencintai yesung lebih dari apapun.
Kyuhyun tertawa miris.
“aku mencintaimu yesung, apa itu salah?” bisiknya di telinga
yesung, sebelum ia mendorong tubuh yesung –yang bergetar karna tangis– ke
lantai, dengan sigap siwon menahannya sebelum menyentuh lantai.
“setidaknya, tidak bisakah kalian menunda pernikahan kalian
sampai aku bisa melepaskan yesung hyung? Walaupun aku tak yakin kapan itu”
“kyu.. hiks”
“cukup kyuhyun! Hentikan!”
Kyuhyun mengangguk lemah seolah mengerti, bibirnya lagi-lagi
terangkat –tersenyum miris.
Ia lalu melangkah pergi meninggalkan yesung yang masih saja
menangis di pelukan siwon.
“kau tidak apa-apa baby?” Tanya siwon cemas melihat yesung
yang seperti kehilangan kekuatannya, bahkan sekedar untuk bangkit.
“jangan terlalu dipikirkan, semuanya akan baik-baik saja.
Percayalah..”
“tapi -hiks.. kyu..”
“dia akan mengerti, dia hanya butuh waktu”
Siwon merengkuh yesung, mengusap punggung yesung mencoba
menenangkan. Membiarkan namja manis itu menangis di pelukannya.
“kyuhyun, mengertilah..”
-flashback end-
.
.
.
Andante..
Melihatmu tersenyum
adalah hal yang paling menyenangkan.
Selalu terlihat bahwa
kaulah hidupku.
Kaulah segalanya.
Bahkan matipun aku
sanggup,
Jika itu bisa membayar
seulas senyum manismu
Tapi..
Mengapa kini berbeda?
Sejak kapan melihat
senyum dan tawamu menjadi sebegini menyakitkan?
Ku mohon..
Menghilanglah dari
angan’ku
Bawa bayangmu pergi.
Meski seirama
andante..
.
.
Detuman music yang memekakan telinga seperti di gilai di
tempat remang itu. Sorotan lampu berwarna membuat suasana menjadi bertambah
bising.
Kyuhyun duduk di salah satu bangku bar. Tangan kanannya
memegang botol wine yang tadi dipesannya dari bartender di tempat tersebut.
Perlahan ia menuangkan isi botol tersebut ke dalam gelas.
Sedikit menggoyangkan gelas berisi cairan merah pekat itu lalu meminumnya.
Terus begitu, berharap minuman beralkohol itu bisa
membuatnya sebentar saja melupakan kisah seputar asmaranya yang begitu
memusingkan.
Siwon adalah orang yang paling menyayanginya, bahkan
melebihi kedua orangtua mereka yang lebih mementingkan pekerjaan.
Tapi perasaannya terhadap yesung –pun tak bisa ia abaikan.
“masalah yesung hyung lagi?” Tanya seorang namja cantik
berkaos merah menghampiri kyuhyun, kemudian namja itu duduk di sampingnya.
Kyuhyun hanya menoleh sebentar, tersenyum sinis, lalu
kembali focus pada gelasnya.
Namja cantik itu tertawa, ia mengambil gelas kosong yang
tersedia di meja. Mengisi dengan cairan yang sama dengan kyuhyun.
“kau lucu kyuhyun”
“hmm.. aku terlihat menyedihkan. Iya kan sungmin hyung?”
“ya, kau begitu menyedihkan” namja bernama sungmin itu
kembali tertawa kecil, mengesap minuman yang ia tuang tadi. “kau butuh
bersenang-senang kyu” lanjutnya.
“ya, sepertinya begitu. Bagaimana kabarmu hyung?”
Sungmin tertawa pahit. “seperti yang kau tau. Aku di paksa
bahagia, jadi bukankah aku harus bahagia?”
“hmm kau benar, tapi aku tak bisa sepertimu”
Sungmin menatap kyuhyun dari samping, tatapan yang entah apa
itu artinya.
“kau harus bahagia kyu..” gumam sungmin lirih tapi cukup di
tangkap oleh indra pendengaran kyuhyun.
“ya, aku juga menginginkan itu hyung”
Ponsel sungmin bergetar tanda panggilan masuk. Sungmin
menatap ponselnya lalu melirik kyu meminta persetujuan.
“jawablah, itu pasti wookie kan?” Tanya kyuhyun. sungmin
sedikit tersenyum aneh lalu mengangguk.
“jika aku memang tak punya lagi kesempatan, ku harap kau
bahagia dengan jalanmu” sungmin mengusap pundak kyu, ia berdiri dan beranjak
pergi. “saranghae.. aku pergi”
Kyuhyun terdiam. sungmin berada di posisi yang sama
dengannya, tapi sepertinya sungmin sudah menyerah, usaha sungmin akan sia-sia.
Karena nyatanya namja yang terpaut usia 2 tahun di atasnya itu takan pernah
bisa menggantikan posisi yesung hatinya.
Sungmin mencintai kyuhyun, kyuhyun –pun tau akan hal itu.
Meskipun begitu, sungmin tetap membantu kyuhyun meraih cintanya, yesung. Tapi kyuhyun seakan tak peduli. Pengorbanan
sungmin untuknya tak sebanding seberapa dengan ambisinya mendapatkan yesung. ia
tau ia melukai sahabatnya itu, tapi sekali lagi kyuhyun hanya menginginkan
yesung. bukan orang lain sekalipun itu sungmin.
Awan berarak kearah timur, bergabung dengan gumpalan gelap
di atas sana. Sore yang buruk.
Mungkin hujan tak lama lagi akan menyapa seoul. Sudah
terbukti dengan menurunnya suhu udara yang cukup drastic. Langit kota tercinta
–seoul, akan kembali menangis.
.
Yesung terpana menatap langit sore yang ia rasa sangat
menyedihkan. Suhu atmosfer yang dingin tak ia pedulikan.
Entah apa yang menarik di atas sana, tapi yesung seolah
enggan melewatkan pemandangan awan gelap tersebut.
-grepp-
Sepasang lengan kekar mememeluknya dari belakang, seolah
melindungi dari dinginnya udara. Yesung tersenyum. Ia sudah sangat hafal dengan
pemilik lengan itu.
“di sini dingin baby, kau bisa sakit. Ayo masuk kedalam”
“ani siwon, sebentar lagi”
“aku tidak mau kau sakit baby”
Yesung tersenyum,beginilah siwon. Bagaimana ia tidak merasa
beruntung memiliki siwon?
Tampan, kaya, perhatian, dan yang terpenting sangat mencintainnya.
Hening..
Hanya ada suara angin senja yang meniup dedaunan serta
ranting. Tanda-tanda hujan mulai muncul, diawali dengan rintik halus bulir
hujan.
Yesung kembali termenung. Sama seperti tadi, manic hazel’nya
menatap langit gelap yang kini tengah menangis.
“siwon, bukankah aku
adalah istri yang buruk?”
“siapa yang bilang seperti itu? Kau adalah istri terhebat di
dunia. Dan kau miliku”
“aku menghancurkan hubungan antara suami dan adik iparku”
Namja tampan itu terdiam, semakin mengeratkan pelukannya
pada istri tercinta –menenggelamkan wajah tampannya di ceruk leher yesung. ia
mulai mengerti alur bicara istrinya tersebut.
“aku harusnya tidak hadir diantara kalian –kan?” ucap yesung
menerawang.
“berhenti di sana hyung, jangan bicara terlalu banyak”
“siwon.. aku.. aku mencintaimu, tapi kenapa jadi seperti
ini?”
“lupakan masalah itu, kyuhyun akan mengerti. Ia hanya butuh
waktu. Jangan pikirkan itu lagi okey?”
“tapi siwon..”
“baby..” siwon memaksa manic hazel yesung agar bertatapan
dengannya. Cukup sepersekian detik, yesung kalah tatap dan mengangguk pasrah.
Ia hanya tidak ingin kembali berselisih paham dengan sang suami.
“ayo masuk wonnie, aku ingin istirahat”
“baiklah, memang itu yang kau butuhkan baby”
.
Kyuhyun membuka tirai kamarnya. Diluar hujan deras padahal
tadi siang langit masih ceria seperti biasanya.
Beberapa hari terakhir ini langit begitu labil, tak bisa di
prediksi. Tidak sepertinya –yang sekali mencintai, tak bisa berubah. Membuatnya
semakin tertekan dengan perasaannya sendiri.
Kyuhyun sadar tindakannya melukai orang terdekatnya, bahkan
melukai orang yang dicintainya.
Persetan dengan semua itu. Ia juga ingin bahagia. Kyuhyun
ingin mencari keadilan meskipun itu membuatnya terlihat begitu egois. Ia hanya
ingin kebahagiaan. Rasional. Tapi cara kyuhyun mendapatkan kebahagiaannya itu
sama sekali tak masuk akal.
Ia mendongak menatap langit sore yang menangis. Memandang
lekat awan hitam diatas sana.
Mencoba belajar sebuah pengorbanan dari awan untuk hujan
yang mungkin saja bisa membuat sang awan menghilang perlahan.
Tapi ia tak bisa seperti awan itu. Awan itu sungguh berhati
besar. Sedangkan kyuhyun?
Hatinya telah sempit oleh keberadaan yesung yang cukup
membuatnya sesak. Ia tak sebaikhati siwon –yang masih tetap menyayanginya meski
telah berkali-kali ia lukai.
Kyuhyun terkekeh, tawa penuh luka. Seperti menertawakan
takdirnya sendiri.
Biarlah ia menjadi orang yang egois demi yesung. biarkan ia
menjadi orang brengsek karna berusaha merebut ‘kakak ipar’nya sendiri.
.
.
Terlihat yesung tengah tertidur tanpa selimut. Kening yesung
berkerut, tampaknya ia mimpi buruk. Akhir-akhir ini ia memang sering mimpi
buruk, entah apa yang di mimpikannya.
-kreett-
Pintu kamar yesung terbuka perlahan. Seorang namja memasuki
kamar tersebut, lalu kembali menutup pintunya pelan.
Sosok namja itu menghampiri yesung yang tertidur, duduk di
tepi ranjang. Tangannya mulai menyentuh wajah yesung, menelusuri setiap lekuk
wajah yesung, dan berakhir dengan menyentuh bibir tipis yesung.
Wajah namja itu semakin dekat, bibir keduanya bertemu
–sebelum yesung mulai melenguh dan membuka matanya.
“engghh.. siwo –kyu?! Emmph…”
Kyuhyun membuka paksa semua pakaian yang yesung kenakan
tanpa melepaskan ciumannya. Sementara yesung mencoba sekuat tenaga untuk
berontak. Tapi percuma, ia tak cukup kuat untuk melawan kyuhyun.
“mianhae hyung..”
.
.
.
.
TBC
Mohonn review'y^^
#bow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar